Solo Trip Pertamaku: Apa yang Aku Pelajari?

 

Ilustrasi solo trip pertama kali

Ngomongin solo trip, jujur..awalnya aku deg-degan banget.

Bayangin aja, harus pergi ke tempat asing, nggak ada teman, nggak ada yang dikenal, dan harus bisa survive sendiri. Tapi di balik rasa takut itu, ternyata banyak banget hal seru -dan nggak terduga  yang aku temuin selama perjalanan.

Kamu mungkin mikir, "Wah, aku belum berani deh solo trip." Tapi siapa tahu, setelah baca ceritaku ini, kamu jadi sedikit siap buat ambil langkah pertamamu. ðŸ˜‰

Aku dan Solo Trip "Nanggung" Pertamaku

Waktu itu aku memutuskan buat ikut sebuah trip yang diorganisir oleh agen travel. Tapi bedanya, aku nggak kenal satu orang pun di grub itu, bahkan si owner travel-nya juga cuma kenal lewat chat WhatsApp. Jadi meskipun aku "bareng-bareng" sama rombongan, dari sisi pengalaman pribadi... ya ini benar-benar solo trip buatku.

Hari pertama, rasanya canggung banget. Duduk bareng orang asing, makan bareng, dan perjalanannya sangat jauh dan kita tidur di bus nunggu sampai di tujuan. Aku sempat mikir, "Apa aku salah pilih?" Tapi ternyata... justru dari momen-momen canggung itu petualangan asliku dimulai. 

1. Canggung? Pasti. Tapi Lama-lama Cair Sendiri

Untungnya, orang-orang dalam trip itu seru dan terbuka. Ada yang duluan ngajak kenalan, ada juga yang minta tolong fotoin (yang akhirnya jadi momen awal ngobrol). Lama-lama suasananya cair, kita mulai saling cerita, tukeran makanan, bahkan foto bareng. Karena beberapa foto ada di HP mereka, akhirnya kami share kontak, dan lanjut ngobrol sampai hari ini sama beberapa orang. ðŸ˜„

Siapa sangka, dari sekedar berani jalan sendiri, aku justru pulang bawa banyak teman baru?

2. Belajar Jadi Lebih Mandiri dan Percaya Diri

Solo trip ngajarin aku satuh al penting: aku ternyata bisa kok berdiri sendiri.
Dari yang biasanya takut mulai ngobrol sama orang, bingung untuk melakukan apa kalau lagi rame-rame, malu foto di depan orang-orang, ngandelin teman buat navigasi jalan, pilih makan, dll -kali ini semua harus aku atur sendiri. Aku belajar banyak soal improvisasi, komunikasi, dan yang paling penting: percaya sama instring dan keputusan sendiri.

3. Momen Refleksi yang Nggak Tergantikan

Karena nggak ada yang ngajak ngobrol sepanjang waktu, aku punya banyak waktu untuk mikir, merenung, memperhatikan orang-orang sekeliling, dan mengenal diri sendiri lebih dalam. Aku jadi tahu apa yang bikin aku nyaman, apa yang bikin aku gugup, dan hal-hal kecil yang ternyata bisa bikin bahagia banget, kayak duduk di pinggir danau sambil denger lagu favorit.

4. Dari Takut, Jadi Ketagihan

Setelah solo trip pertamaku, aku justru jadi nagih. Perjalan yang tadinya bikin deg-degan, malah jadi sumber cerita yang aku banggakan. Sekarang, tiap kali ada kesempatan buat jalan sendiri lagi, aku lebih semangat.

5. Tips Buat Kamu yang Mau Solo Trip Juga

Kalau kamu tertarik tapi masih ragu, coba mulai pelan-pelan:
  • Pilih destinasi yang dekat  & aman
    Kota tetangga pun bisa jadi pengalaman seru!

  • Pertimbangkan ikut open trip / group trip
    Cocok buat kamu yang pengin "sendiri" tapi tetap punya teman ngobrol.

  • Bawa perlengkapan pribadi & dokumen penting
    Jangan lupa backup digital dan hardcopy!

  • Share lokasi ke orang terdekat + simpan kontak darurat
    Biar tetap aman, dan orang rumah nggak khawatir

  • Buka hati & tetap sopan ke siapa pun yang kamu temui
    Kadang teman perjalanan muncul dari hal-hal kecil kayak bantu fotoin lho.

Arah Baru dari Perjalanan Sendiri

Solo trip bukan cuma soal jalan-jalan sendiri, tapi tentang belajar jadi versi terbaik dari diri kita sendiri. Di setiap langkah kaki, ada keberanian. Di setiap percakapan baru, ada perjalanan. Dan di setiap momen sepi, ada kedewasaan yang tumbuh perlahan.
Kalau kamu juga pernah atau pengin nyobain solo trip, cerita yuk di kolom komentar! Cerita kamu bisa jadi inspirasi buat pembaca lain juga.💬

Comments